hai sobat putera chaniago web.. ini merupakan pengalaman kakak kita kak
Gilang Aprilian Nugraha Pratama dimana dia berbagi pengalaman tentang seleksinya tahun dulu di grup facebook SNMPTN dan SBMPTN 2016.. ini dapat menjadi motivasi kita semua yang akan atau sedang mengikuti snmptn tahun ini... semoga menyemangati,, postnya langsung ditulis oleh kakak gilang, berikut:
Oke, di sini aku mau share sedikit pengalaman aku tahun lalu.Kira-kira setahun yang lalu, beberapa saat sebelum UN, seperti layaknya kelas XII yang lain, aku mendaftar SNMPTN. Jujur, saat mulai mengisi data untuk SNMPTN itu pengetahuanku soal SNMPTN dan SBMPTN cetek banget. Semua sudah aku pasrahkan ke Allah SWT mengingat bisa dibilang aku di SMA (khususnya pas kelas XII) aku bodoh sekali. Aku bener-bener lemah di pelajaran ilmu eksak seperti matematika, fisika dan kimia dan parahnya aku masuk jurusan IPA. Lalu, setiap ada sosialisasi mengenai SNMPTN SBMPTN atau universitas-universitas di sekolah aku juga malas buat menyimak. Alhasil aku bingung sendiri saat diharuskan mendaftar SNMPTN.
Lalu dengan bimbingan dari ibu dan bantuan dari kakak, aku mulai menimbang-nimbang memilih jurusan dan PTN yang diinginkan. Aku bersyukur aku nggak sepenuhnya tidak tahu soal SNMPTN jadi aku nggak begitu bingung saat mendaftar karena aku sudah paham beberapa ketentuan SNMPTN. Di awal aku bimbang, jurusan apa yang cocok dengan aku? Aku minat di bidang apa? Setelah sekian lama berpikir, aku lebih condong ke ilmu bahasa saat di SMA dan aku suka menulis prosa. Di sisi lain, aku juga suka memperhatikan kepribadian orang lain.
Alhasil aku mengincar prodi Sastra Indonesia dan Psikologi. Di saat hendak mengurutkan minat prodi timbul kebimbangan lain. Dua-duanya adalah prodi yang aku sama minati. Tidak ada yang lebih mengungguli. Tapi tidak mungkin bukan menaruh dua prodi di satu pilihan saja, pilihan pertama pula. Setelah berpikir dan berdiskusi dengan ibu. Mempertimbangkan tingkat keketatan masuk/passing grade (jelas Psikologi lebih tinggi) dan yang paling sedikit (Sastra Indonesia) serta tuntutan jiwa akan prosa akhirnya aku taruh Sastra Indonesia di pilihan pertama.
Aku memilih Sastra Indonesia di Universitas Airlangga setelah sempat melirik ke Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran. Tidak ada alasan khusus. Hanya saja biarpun aku lahir dan besar di Kalimantan, orang tuaku asli suku Jawa Timur, tepatnya Ngawi sehingga aku masih bisa berbahasa dan berbudaya Jawa jadi lebih merasa 'sreg' di UNAIR. Jarak Surabaya dan Banjarmasin serta akreditasi jurusan yang saat itu B (Alhamdulillah sekarang sudah A) juga merupakan beberapa faktor lain aku memilih Sasindo UNAIR. Pilihan kedua aku isi Psikologi UNAIR dan pilihan ketigaku Psikologi ULM (Universitas Lambung Mangkurat, universitas terbesar di Kalimantan Selatan dan universitas langganan SNMPTN sekolahku).
Biarpun aku sudah mantap dengan ketiga pilihan itu dan sudah mengklik 'Simpan', aku juga masih tetap merasa bimbang. Kenapa? Pertama, sangat sedikit atau setahuku tidak ada alumnus dari sekolahku yang pernah lolos SNMPTN di UNAIR. Tapi aku berprinsip aku yang akan membukakan gerbang ke UNAIR untuk adik-adik kelasku. Alasan kedua adalah saat beberapa temanku mengkritik penyusunan prodiku. Mereka bilang: "Jelas salah lah. Psikologi harusnya di atas." atau "Km nggak bakal lolos lang." dan dari situ aku sempat ngedrop. Tapi aku tetap meyakinkan diriku kalau susunanku sudah benar dan malah kalau aku naruh Sasindo di nomor dua jelas semua pilihanku nggak akan lolos.
Selang beberapa minggu kemudian, tepatnya tanggal 09 Mei, seperti halnya siswa kelas XII lain, aku pasti deg-degan lah menunggu penantian sekian lama. Masih lekat dalam ingatan, sekitar sepuluh menit sebelum pengumuman aku masih mandi sore. Aku ingat banget aku selesai mandi itu pukul 17.00 WIB (18.00 WITA di Banjarmasin) dan pas itu sempat gerimis, jadi bapakku minta aku buat ngangkat jemuran. Tapi aku malah ngambil hp dulu yang penuh akan notif (khususnya dari grup kelas) dan segera membuka browser UC Mini. Bersyukur banget aku buka lewat UC Mini karena ringan dan nggak perlu menunggu lama biarpun server penuh.
Saat itu aku sudah berpikiran aku nggak bakal lolos dan pasrah apapun hasilnya. Saat web SNMPTN terbuka, yang ketangkap pertama adalah warna hijau muda sebelum akhirnya aku sadar ada tulisan pernyataan bahwa aku lolos SNMPTN 2015. Dan lebih bahagianya lagi saat aku menangkap tulisan Universitas Airlangga.
Sontak teriakan "Alhamdulillah ya Allah aku lolos!" keluar dari mulut dan diiringi ibuku yang datang dengan perasaan antara tidak percaya, bangga juga gembira sebelum disusul bapakku yang masih ngangkut kain jemuran.
Sontak teriakan "Alhamdulillah ya Allah aku lolos!" keluar dari mulut dan diiringi ibuku yang datang dengan perasaan antara tidak percaya, bangga juga gembira sebelum disusul bapakku yang masih ngangkut kain jemuran.
Aku sempat nggak tau mau ngapain untuk sesaat karena shock singkat itu. Antara melotot, menganga dan badan bergetar semuanya jadi satu. Maklumin aja aku begitu lebay karena itu berarti aku bakal kuliah di salah satu universitas favorit di Indonesia dan pikiranku juga sudah diracuni omongan temanku yang bilang aku nggak akan lolos SNMPTN. Haru dan bahagia jadi satu, takut dan bangga juga ada. Siapa sih yang nggak bahagia setelah hampir tiga tahun selalu di bawah 10 besar tapi bisa lolos SNMPTN di universitas favorit? Takut juga karena bakalan terpisah cukup lama dan cukup jauh dari orang tua dan bangga karena bisa membuat orang tua ikut senang dan membuktikan ke yang lain kalau aku lolos.
Setelah sekitar 15 menit penuh kebahagiaan dan kondisi mulai tenang, aku baru ngecek grub kelas. Sebagian masih mengeluh karena browser mereka masih belum bisa membuka web dan melihat pengumuman, beberapa bahagia karena lolos di jurusan dan PTN yang diinginkan, tapi lebih banyak yang kecewa termasuk teman-temanku yang kala itu bilang aku tidak akan lolos. Salah satu sahabatku yang juga tidak lolos tidak percaya sampai menelpon untuk memastikan dan mengucapkan selamat. Kebanggaanku bertambah saat aku sadar hanya 49 dari total 200-an siswa angkatanku di sekolah yang lolos SNMPTN. Tidak mencapai 50 % dari total yang lolos SNMPTN tahun sebelumnya dari SMA ku.
Yah mungkin itu sedikit pengalaman yang bisa aku ceritakan soal SNMPTN ku. Dan alhamdulillah karena tidak salah pilih jurusan dan bukan karena paksaan, kuliahku lancar-lancar saja. Bahkan aku nggak nyangka bisa mendapatkan angka 3.79 dari semester awal yang lumayan berat he he dan alhamdulillah juga nggak ada pikiran untuk pindah. Yang pasti kuliah itu dinikmati biarpun tugasnya banyak sekali.
Untuk kalian yang sudah mendaftar SNMPTN, apalagi yang sesuai pilihan hati dan sudah yakin, optimis saja pasti lolos. Terus berdoa. Yakin PTN dan prodi yang kalian inginkan bisa kalian gapai.
Oh iya semoga kalian, para camaba 2016 bisa merasakan seperti apa yang aku rasakan dan ceritakan di sini. Semoga warna hijau muda (jika tidak diganti warna lain tahun ini oleh panitia SNMPTN) dan kalimat pernyataan lolos di web SNMPTN itu terpampang saat kalian membuka web SNMPTN pada tanggal 09 Mei pukul 13.00 WIB (di beberapa universitas) dan 10 Mei pukul 17.00 WIB. Amin.
Itulah pengalaman kakak kita yang insya allah dapat memotivasi kita semua yang juga akan mengalami proses yang kurang lebih sama seperti hal diatas....
Post A Comment:
0 comments: